1.
Pengertian
Cloud Computing
Cloud
Computing adalah sistem komputerisasi berbasis jaringan/internet, dimana suatu
sumber daya, software, informasi dan aplikasi disediakan untuk digunakan oleh
komputer lain yang membutuhkan. Mengapa konsep ini bernama komputasi awan atau
cloud computing? Ini karena internet sendiri bisa dianggap sebagai sebuah awan
besar (biasanya dalam skema network, internet dilambangkan sebagai awan) yang
berisi sekumpulan besar komputer yang saling terhubung, jadi cloud computing
bisa diartikan sebagai komputerisasi berbasis sekumpulan komputer yang saling
terhubung.
Cloud
computing bisa dianggap sebagai perluasan dari virtualisasi. Perusahaan bisa menempatkan
aplikasi atau sistem yang digunakan di internet, tidak mengelolanya secara
internal. Contoh cloud computing untuk versi public adalah layanan-layanan
milik Google seperti Google Docs dan Google Spreadsheet. Adanya kedua layanan
tersebut meniadakan kebutuhan suatu aplikasi office untuk pengolah kata dan
aplikasi spreadsheet di internal perusahaan. Contoh cloud computing untuk
keperluan non public adalah Amazon EC2 ( Amazon Elastic Compute Cloud ). Amazon
menyediakan komputer induk, kita bisa mengirim dan menggunakan sistem virtual
dan menggunakannya dalam jangka waktu dan biaya sewa tertentu.
1.1
Sejarah Cloud Computing
Pada
tahun 50-an, Cloud Computing memiliki konsep yang mendasar. Ketika komputer
mainframe yang tersedia dalam skala yang besar dalam dunia pendidikan dan
perusahaan dapat diakses melalui komputer terminal disebut dengan Terminal
Statis. Terminal tersebut hanya dapat digunakan untuk melakukan komunikasi
tetapi tidak memiliki kapasitas pemrosesan internal.
Tahun
60-an, John McCarthy berpendapat bahwa “Perhitungan suatu hari nanti dapat
diatur sebagai utilitas publik.” Di buku Douglas Parkhill, The Challenge of the
Computer Utility menunjukkan perbandingan industri listrik dan penggunaan pada
listrik di masyarakat umum dan pemerintahan dalam penyediaan cloud computing.
Ketika Ilmuan Herb Grosch mendalilkan bahwa seluruh dunia akan beroperasi pada
terminal bodah didukung oleh sekitar 15 pusat data yang besar.
Tahun
90-an, perusahaan telekomunikasi mulai menawarkan VPN layanan jaringan pribadi
dengan kualitas sebanding pelayanannya, tapi dengan biaya yang lebih rendah.
Karena merasa cocok dengan hal tersebut untuk menyeimbangkan penggunaan server,
mereka dapat menggunakan bandwidth jaringan secara keseluruhan. Lalu
menggunakan simbol awan sebagai penunjuk titik demarkasi antara penyedia dan
pengguna yang saling bertanggung jawab. Cloud computing memperluas batas
iniuntuk menutup server serta infrastruktur jaringan.
Sejak
Tahun 2000, Amazon sebagai peran penting dalam semua pengembangan cloud
computing dengan memodernisasi pusat data, seperti jaringan komputer yang
menggunakan sesedikitnya 10% dari kapasitas mereka pada satu waktu. Setelah
menemukan asitektur awan baru, cloud computing mengalami peningkatan efisiensi
internal sedikit bergerak cepat dan dapat menambahkan fitur baru dengan cepat
dan lebih mudah. Kemudian Amazon mulai mengembangkan produk baru sebagai
penyedia cloud computing untuk pelanggan eksternalm dan meluncurkan Amzaon Web
Service (AWS) tahun 2006.
Tahun
2005 – sekarang Cloud Computing sudah semakin meningkat popularitasnya, dari
mulai penerapan sistem, pengunaan nama, dll. Amazon.com dengan EC2 (Elastic
Computer Cloud); Google dengan Google App. Engine; IBM dengan Blue Cord
Initiative; dsb. Perhelatan cloud computing meroket sebagaimana berjalanya
waktu. Sekarang, sudah banyak sekali pemakaian sistem komputasi itu, ditambah
lagi dengan sudah meningkatnya kualitas jaringan komputer dan beragamnya gadget
yang ada. Contoh dari pengaplikasiannya adalah Evernote, Dropbox, Google Drive,
Sky Drive, Youtube, Scribd, dll.
1.2
Konsep Cloud Computing
Terdapat 3 konsep dalam cloud computing yaitu:
Ø Infrastructure
as a Service (IaaS) : penggunaan / penyewaan jaringan untuk akses Internet, layanan
Disaster Recovery Center, dsb.
Ø Platform
as a Service (PaaS) : penggunaan / penyewaan operating system dan infrastruktur
pendukungnya. Seperti : Force.Com , Layanan vendor server, dll.
Ø Software
as a Service (SaaS) : berada satu tingkat diatas PaaS dan IaaS, yang ditawarkan
adalah software atau suatu aplikasi bisnis tertentu. Contoh : SalesForce.Com,
Service-Now.Com, Google Apps, dsb.
1.3
Karakteristik Cloud Computing
karakteristik cloud
computing terbagi menjadi 5 bagian antara lain:
1. On-Demand
Self-Services
adalah
sebuah layanan yang di manfaatkan oleh pengguna melalui mekanisme swalayan dan
selalu tersedia pada saat di butuhkan.
2. Broad Network
Access
adalah dapat
diakses dari mana saja, kapan saja, dengan alat apa pun, asalkan kita terhubung
ke jaringan layanan.
3. Resource
Pooling
adalah harus
tersedia secara terpusat dan dapat membagi sumber daya secara efisien.
4. Rapid
Elasticity
adalah harus
dapat menaikkan (atau menurunkan) kapasitas sesuai kebutuhan.
5. Measured Service
adalah harus disediakan secara
terukur, karena nantinya akan digunakan dalam proses pembayaran.
1.4
Sistem Operasi Cloud Computing
Sebuah
operating system mengatur segala proses yang ada di dalam komputer. Operating
System juga sering disebut sebagai perantara antara sebuah mesin komputer
dengan seorang user. pada Cloud Computing, operating system tersebut bernama
Hypervisor. Tanpa ada Hypervisor, maka sebuah cloud computing tidak akan bisa
berjalan dengan baik.
Hypervisor
sendiri adalah sebuah teknik virtualisasi yang memungkinkan beberapa operating
system untuk berjalan bersamaan pada sebuah host. Dikatakan teknik virtualisasi
karena OS yang ada bukanlah sebuah OS yang sesungguhnya, hanya sebuah virtual
machine saja. Tugas dari hypervisor adalah untuk mengatur setiap operating
system tersebut sesuai dengan gilirannya agar tidak mengganggu satu
dengan yang lainnya. Terkadang, hypervisor juga disebut sebagai Virtual
Machine Management (VMM), sesuai dengan tugasnya dalam mengatur beberapa
virtual machine.
Pada
setiap jenis komputer, seperti cluster computing, grid computing, PC ataupun
mainframe, memiliki OS yang berbeda satu sama lain karena memiliki sistem yang
juga berbeda. Setiap OS tersebut di desain sesuai dengan kebutuhan dari
sistem masing masing. Untuk Hypervisor sendiri, didesain lebih mirip OS
untuk mainframe dari pada Windows OS. Hal ini dikarenakan sebuah hypervisor,
harus bisa mengatur beberapa sistem sekaligus, layaknya sebuah host melayani
beberapa client pada mainframe. Pada cloud computing, bukan hanya satu sistem
saja yang harus diatur.Maka dari itu digunakanlah sebuah Hypervisor sebagai OS
dari cloud computing. Hypervisor bertugas untuk mengatur beberapa virtual
machine ini sehingga nantinya sebuah cloud computing bisa berjalan dengan baik.
1.5
Database Cloud Computing
Database Cloud merupakan sebuah database yang dapat
di akses oleh client dari cloud service yang didistribusikan ke user melalui
internet oleh cloud provider. Di bawah ini contoh dari database cloud computing
:
1.
Xeround
Merupakan layanan database cloud dengan basis MYsql.Xeround saat ini telah
tersedia di Amazon Web Services yang data centernya terletak di Amerika utara
dan Eropa. Perangkat lunak ini menggunakan partisi virtual dimana data
partisi yang dipisahkan atau diabstraksikan dari sumber daya fisik. Ini
partisi virtual memegang salinan baik data dan indeks, untuk memastikan
ketersediaan tinggi dan kinerja.
2.
Microsoft Sql Azure Database
Microsoft
® SQL Azure ™ Database adalah Relasional Data Base Management System (RDBMS)
yang dibangun pada teknologi SQL Server ®. Ini adalah layanan database yang
sangat available, available, scalable, multi-tenant yang dikembangkan oleh
Microsoft untuk cloud database. Database SQL Azure membantu memudahkan
pengadaan dan penyebaran database multipel. Pengembang tidak perlu menginstal,
setup, patch atau mengelola perangkat lunak apapun, karena semua yang diurus
oleh Microsoft dengan platform ini sebagai layanan (platform as a
service/PAAS).
Ketersediaan
yang Tinggi dan toleransi kesalahan adalah built-in dan tidak ada administrasi
fisik yang diperlukan. Pelanggan dapat menggunakan pengetahuan yang ada di
T-SQL pengembangan dan model relasional yang familiar untuk simetri dengan data
yang ada di tempat database. Selain itu, pelanggan bisa mendapatkan
produktifitas dengan cepat pada SQL Azure dengan menggunakan pengembangan yang
sama dan alat manajemen yang mereka gunakan untuk layanan database yang
on-premises. Windows Azure menawarkan beberapa layanan untuk membantu mengelola
data Anda di cloud.
SQL
Database, sebelumnya dikenal sebagai database Azure SQL, memungkinkan
organisasi untuk menciptakan secara cepat, meningkatkan dan memperluas aplikasi
ke dalam cloud dengan alat yang familiar dan kekuatan dari teknologi Microsoft
SQL Server ™. Tabelnya menawarkan kemampuan NoSQL dengan biaya rendah untuk
aplikasi dengan kebutuhan akses data sederhana. Blob (Binary Large Object)
menyediakan penyimpanan yang murah untuk data seperti video, audio, dan gambar.
Semua didukung dengan 99,9% SLA bulanan. Windows Azure juga menawarkan
kemampuan untuk menjalankan SQL Server dalam mesin virtual pada Windows Azure.
3.
SimpleDb
Ini merupakan salah satu Database NoSql yang berjalan di atas cloud. SimpleDb
ini adalah salah satu Database Cloud miliki Amazon Web Services. Berikut
beberapa fitur dari simple db:
·
Conditional Put and Delete : operasi baru, yang ditambahkan pada
Februari 2010. Mereka mengatasi masalah yang
timbul ketika mengakses SimpleDB bersamaan. Pertimbangkan sebuah
program sederhana yang menggunakan SimpleDB untuk
menyimpan counter, yaitu sejumlah yang dapat bertambah. Program
harus dapat melakukan tiga hal:
1.
Mengambil nilai saat ini
dari counter dari SimpleDB.
2.
Tambahkan satu untuk menilai.
3.
Menyimpan nilai baru di tempat
yang sama dengan nilai lama diSimpleDB
·
Consistent Read : fitur baru yang dirilis pada saat yang
sama sebagai put bersyarat
dan hapus bersyarat. Seperti namanya,
read konsisten menangani masalah-masalah yang timbul karena
model konsistensi akhirnya Simple DB ini.
4.
CouchOne.
CouchOne adalah Database cloud dari CouchDb yang berjalan di atas cloud. Namun
saat ini masih dalam versi beta.
1.6
Manfaat Cloud Computing
Berikut
manfaat manfaat yang dapat dipetik lewat teknologi berbasis sistem cloud:
1. Semua
Data Tersimpan di Server Secara Terpusat
2. Investasi
Jangka Panjang
3. Skalabilitas,
yaitu dengan cloud computing kita bisa menambah kapasitas penyimpanan data kita
tanpa harus membeli peralatan tambahan.
4. Aksesibilitas,
yaitu kita bisa mengakses data kapanpun dan dimanapun kita berada, asal kita
terkoneksi dengan internet, sehingga memudahkan kita mengakses data disaat yang
penting.
5. Keamanan,
yaitu data kita bisa terjamin keamanannya oleh penyedia layanan cloud computing.
6. Kreasi,
yaitu para user bisa melakukan/mengembangkan kreasi atau project mereka tanpa
harus mengirimkan project mereka secara langsung ke perusahaan, tapi user bisa
mengirimkan nya lewat penyedia layanan cloud computing.
7. Kecemasan,
ketika terjadi bencana alam data milik kita tersimpan aman di cloud meskipun
hardisk atau gadget kita rusak.
1.7 Cara Kerja Cloud Computing
Sistem
Cloud bekerja menggunakan internet sebagai server dalam mengolah data. Sistem
ini memungkinkan pengguna untuk login ke internet yang tersambung ke program
untuk menjalankan aplikasi yang dibutuhkan tanpa melakukan instalasi.
Infrastruktur seperti media penyimpanan data dan juga instruksi/perintah dari
pengguna disimpan secara virtual melalui jaringan internet kemudian perintah –
perintah tersebut dilanjutkan ke server aplikasi. Setelah perintah diterima di
server aplikasi kemudian data diproses dan pada proses final pengguna akan
disajikan dengan halaman yang telah diperbaharui sesuai dengan instruksi yang
diterima sebelumnya sehingga konsumen dapat merasakan manfaatnya.
Contohnya
lewat penggunaan email seperti Yahoo ataupun Gmail. Data di beberapa server
diintegrasikan secara global tanpa harus mendownload software untuk
menggunakannya. Pengguna hanya memerlukan koneksi internet dan semua data
dikelola langsung oleh Yahoo dan juga Google. Software dan juga memori atas
data pengguna tidak berada di komputer tetapi terintegrasi secara langsung
melalui sistem Cloud menggunakan komputer yang terhubung ke internet.
1.8
Kelebihan dan Kekurangan Cloud Computing
Kelebihan pada Cloud
Computing
1. Menghemat
biaya investasi awal untuk pembelian sumber daya.
2. Bisa
menghemat waktu sehingga perusahaan bisa langsung fokus ke profit dan berkembang
dengan cepat.
3. Membuat
operasional dan manajemen lebih mudah karena sistem pribadi/perusahaan yang
tersambung dalam satu cloud dapat dimonitor dan diatur dengan mudah.
4. Menjadikan
kolaborasi yang terpercaya dan lebih ramping.
5. Mengehemat
biaya operasional pada saat realibilitas ingin ditingkatkan dan kritikal sistem
informasi yang dibangun.
Kekurangan
pada Cloud Computing
Komputer akan menjadi lambat atau tidak bisa dipakai
sama sekali jika internet bermasalah atau kelebihan beban. Dan juga perusahaan
yang menyewa layanan dari cloud computing tidak punya akses langsung ke sumber
daya. Jadi, semua tergantung dari kondisi vendor/penyedia layanan cloud
computing. Jika server vendor rusak atau punya layanan backup yang buruk, maka
perusahaan akan mengalami kerugian besar.
2.
Pengertian
Virtualisasi dalam Cloud
Saat
ini, teknologi virtualisasi telah berkembang dan sekarang bisa berlaku untuk
beberapa lapisan dalam data center. Hal ini yang menjadi dasar mengapa memahami
jenis virtualisasi yang tersedia menjadi penting. Dalam satu data center yang
dinamis akan ada setidaknya tujuh
lapisan virtualisasi. yaitu:
1.
Server Virtualization (SerV) ini difokuskan pada
partisi fisik dari sebuah sistem operasi ke dalam mesin virtual.
2.
Storage Virtualization (StoreV)
digunakan
untuk menggabungkan storage fisik dari beberapa device untuk menjadikannya
sebagai sebuah penyimpanan tunggal.
3.
Network Virtualization (NetV), memungkinkan
pengendalian bandwidth yang tersedia dengan memisahkan ke dalam saluran
independen yang dapat ditugaskan untuk sumber daya tertentu.
4.
Management Virtualization (ManageV), difokuskan pada
teknologi yang mengelola seluruh datacenter, baik fisik dan virtual, untuk
menyajikan satu infrastruktur kesatuan tunggal dalam penyediaan layanan.
ManageV tidak harus dilakukan melalui sebuah antarmuka tunggal.
5.
Desktop Virtualization (DeskV), memungkinkan untuk
mengendalikan mesin virtual untuk sistem desktop.
6.
Presentation Virtualization (PresentV), virtualisasi ini hanya menyediakan layer
presentasi dari sebuah lokasi pusat untuk user.
7.
Aplication
Virtualization (AppV), menggunakan prinsip yang sama seperti server
berbasis software, tapi bukan menyediakan mesin untuk menjalankan sistem
operasi keseluruhan, AppV merupakan aplikasi produktivitas dari sistem operasi.
Virtualisasi bisa diimplementasikan kedalam berbagai
bentuk, antara lain (Harry Sufehmi, Pengenalan Virtualisasi, 20090607) :
1.
Network Virtualization : VLAN, Virtual IP
(untclustering), Multilink
2.
Memory Virtualization : pooling memory dari node-node
di cluster
3.
Grid Computing : banyak komputer = satu
4.
Application Virtualization : Dosemu, Wine
5.
Storage Virtualization : RAID, LVM
6.
Platform Virtualization : virtual computer
2.1Jenis
Virtualisasi
Jenis
virtualisasi perangkat-keras meliputi:
Ø Para-virtualisasi:
Perangkat keras tidak disimulasikan tetapi perangkat-lunak tamu berjalan dalam
domainnya sendiri seolah-olah dalam sistem yang berbeda. Dalam hal ini
perangkat-lunak tamu perlu disesuaikan untuk dapat berjalan.
Ø Virtualisasi
sebagian: Tidak semua aspek lingkungan disimulasikan tidak semua
perangkat-lunak dapat langsung berjalan, beberapa perlu disesuaikan untuk dapat
berjalan dalam lingkungan virtual ini.
Ø Virtualisasi
penuh: Hampir menyerupai mesin asli dan mampu menjalankan perangkat lunak tanpa
perlu diubah.
2.2Teknik
Virtualisasi
Virtualisasi dan komputasi awan memungkinkan
komputer pengguna untuk mengakses komputer canggih dan aplikasi perangkat lunak
yang diselenggarakan oleh kelompok remote dari server, tapi masalah keamanan
yang berkaitan dengan privasi data akan membatasi kepercayaan publik dan
memperlambat adopsi teknologi baru.
Virtualisasi memungkinkan penyatuan kekuatan
komputasi dan penyimpanan beberapa komputer, yang kemudian dapat digunakan
bersama oleh beberapa pengguna. Sebagai contoh, di bawah paradigma cloud
computing, bisnis dapat sewa sumber daya komputer dari pusat data untuk
mengoperasikan situs Web dan berinteraksi dengan pelanggan tanpa harus membayar
overhead dari membeli dan memelihara infrastruktur TI mereka sendiri. Pengelola
virtualisasi, biasa disebut sebagai "hypervisor" adalah jenis
perangkat lunak yang menciptakan "mesin virtual" yang beroperasi
secara terpisah dari satu sama lain pada komputer umum.
Dengan kata lain, hypervisor yang memungkinkan
sistem operasi yang berbeda untuk dijalankan secara terpisah dari satu sama
lain meskipun masing-masing sistem ini menggunakan daya komputasi dan kemampuan
penyimpanan pada komputer yang sama. Ini adalah teknik yang memungkinkan konsep
seperti cloud computing berfungsi.
2.3Prinsip
Keamanan Virtualisasi
Tiga prinsip
dasar keamanan informasi yaitu :
a. Kerahasiaan (confidentiality): adalah pencegahan dari
pengungkapan yang tidak sah secara disengaja atau tidak terhadap sebuah konten.
Kehilangan kerahasiaan dapat terjadi dalam berbagai cara. Sebagai contoh,
kehilangan kerahasiaan dapat terjadi melalui pelepasan secara sengaja informasi
perusahaan atau melalui penyalahgunaan hak jaringan.
Beberapa unsur-unsur telekomunikasi digunakan untuk memastikan
kerahasiaan adalah sebagai berikut:
·
Protokol keamanan jaringan (Network security protocols)
·
Layanan otentikasi jaringan (Network authentication services)
·
Layanan enkripsi data (Data encryption services)
b.
Integritas
(integrity): adalah
jaminan bahwa pesan terkirim adalah pesan yang diterima dan tidak diubah. Kehilangan integritas dapat terjadi
melalui serangan yang disengaja untuk mengubah informasi.
Beberapa
elemen digunakan untuk memastikan integritas adalah sebagai berikut:
·
Layanan firewall (Firewall services)
·
Manajemen keamanan komunikasi (Communications security management)
·
Layanan deteksi intrusi (Intrusion detection services)
c.
Ketersediaan (availability): konsep ini mengacu pada unsur-unsur yang menciptakan keandalan
dan stabilitas dalam jaringan dan sistem. Hal ini menjamin konektivitas yang
mudah diakses ketika dibutuhkan, memungkinkan pengguna berwenang untuk
mengakses jaringan atau sistem.
Konsep ketersediaan juga
cenderung mencakup area dalam sebuah sistem informasi yang secara tradisional
tidak dianggap sebagai keamanan murni (seperti jaminan pelayanan, kinerja, dan
sampai waktu), namun yang jelas dipengaruhi oleh pelanggaran seperti serangan denial-of-service
(DoS).
Beberapa elemen yang
digunakan untuk menjamin ketersediaan adalah sebagai berikut:
·
Kesalahan toleransi untuk
ketersediaan data, seperti backup dan sistem disk redundan
·
Penerimaan login dan kinerja
operasi proses
·
Reabilitas keamanan proses
dan mekanisme keamanan jaringan
2.4
Peluang Ancaman Virtualisasi
Beberapa
ancaman terhadap sistem virtualisasi bersifat umum, karena hal itu merupakan
ancaman yang melekat pada semua sistem komputerisasi (seperti serangan denial-of-service atau DoS). Ancaman dan
kerentanan lain, bagaimanapun bersifat unik untuk mesin virtual. Banyak kerentanan VM berasal dari fakta bahwa
kerentanan dalam satu sistem Virtual
Mechine dapat dimanfaatkan untuk menyerang sistem Virtual Mechine lain atau sistem host, sebagai bagian beberapa
mesin virtual yang berbagi hardware fisik yang sama.
Hypervisor
adalah bagian dari sebuah mesin virtual yang memungkinkan host berbagi sumber
daya dan memungkinkan isolasi mesin virtual/host. Oleh karena itu, kemampuan
hypervisor untuk menyediakan isolasi yang diperlukan selama serangan disengaja
sangat menentukan seberapa baik mesin virtual dapat bertahan terhadap risiko
tersebut.
Salah
satu alasan mengapa hypervisor ini rentan terhadap risiko adalah karena program
perangkat lunak; risiko meningkat seiring dengan volume dan peningkatan
kompleksitas kode aplikasi. Idealnya,
perangkat lunak kode operasi dalam sebuah virtual mesin tidak mampu berkomunikasi atau mempengaruhi kode
yang berjalan baik pada host fisik itu sendiri atau dalam sebuah mesin virtual
yang berbeda, tetapi beberapa masalah, seperti bug dalam perangkat lunak, atau
keterbatasan pelaksanaan virtualisasi, mungkin menempatkan isolasi ini menjadi
risiko. Kerentanan utama yang melekat dalam hypervisor terdiri dari rootkit
hypervisor jahat, modifikasi eksternal hypervisor, dan menghilangkan mesin
virtual.
Oleh
karena itu booming virtualisasi pada komputasi awan dan teknologi baru lainnya
dapat manarik bagi penulis malware untuk melakukan percobaan penyerangan dan
bisa memicu gelombang penyerangan. Ancaman terhadap virtualisasi akan menjadi
faktor utama karena semakin banyak perusahaan akan menjalankan aplikasinya
secara virtual.
Beberapa
virus sudah menunjukkan tanda-tanda yang dapat mendeteksi ketika mereka berada
di lingkungan virtualisasi, ia menambahkan, tapi mereka menolak untuk berjalan
atau menghapus diri mereka sehingga mereka tidak dapat dilacak.
Selain
itu juga, sebagai perusahaan yang mulai bergerak ke dalam awan, mereka juga
akan mulai menghadapi kerentanan keamanan karena itu akan menjadi daerah baru
bagi mereka
Hal
yang sama berlaku bagi pertumbuhan smartphone canggih, yang membuatnya mudah
bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi baru bahwa pengguna dapat
men-download ke perangkat mereka.
2.5
Teknik Penyerangan
Salah
satu ancaman utama untuk virtualisasi dan komputasi awan adalah perangkat lunak
berbahaya yang memungkinkan virus komputer atau malware lain yang membahayakan
sistem satu pelanggan untuk menyebar ke hypervisor dan akhirnya ke sistem
pelanggan lain.
Singkatnya
adalah bahwa salah satu komputasi awan pelanggan bisa mendownload virus atau
mencuri data pengguna dan kemudian menyebarkan virus dengan sistem dari semua
pelanggan lainnya.
Jika
serangan semacam ini terjadi, hal itu tentu merusak kepercayaan konsumen dalam
komputasi awan karena konsumen tidak bisa mempercayai bahwa informasi mereka
akan tetap rahasia.
2.6 Pencegahan
Tindakan
pencegahan secara umum sebagai berikut:
·
Penguatan sistem operasi host
·
Pembatasan akses fisik terhadap host
·
Menggunakan komunikasi terenkripsi
·
Menonaktifkan background task
·
Updating dan penambalan
·
Mengaktifkan Perimeter Pertahanan di
mesin virtual
·
Implementasi pemeriksaan integritas file
·
Pengelolaan backup
3.
Pengertian
Grid Computing
adalah
sebuah sistem komputasi terdistribusi, yang memungkinkan seluruh sumber daya
(resource) dalam jaringan, seperti pemrosesan, bandwidth jaringan, dan
kapasitas media penyimpan, membentuk sebuah sistem tunggal secara vitual.
Seperti halnya pengguna internet yang mengakses berbagai situs web dan
menggunakan berbagai protokol seakan-akan dalam sebuah sistem yang berdiri
sendiri, maka pengguna aplikasi Grid computing seolah-olah akan menggunakan
sebuah virtual komputer dengan kapasitas pemrosesan data yang sangat besar.
Grid
computing menawarkan solusi komputasi yang murah, yaitu dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersebar dan heterogen serta pengaksesan yang mudah dari mana
saja. Globus Toolkit adalah sekumpulan perangkat lunak dan pustaka pembuatan
lingkungan komputasi grid yang bersifat open-source. Dengan adanya lingkungan
komputasi grid ini diharapkan mempermudah dan mengoptimalkan eksekusi
program-program yang menggunakan pustaka paralel. Dan Indonesia sudah
menggunakan sistem Grid dan diberi nama InGrid (Inherent Grid). Sistem
komputasi grid mulai beroperasi pada bulam Maret 2007 dan terus dikembangkan
sampai saat ini. InGrid ini menghubungkan beberapa perguruan tinggi negeri dan
swasta yang tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa instansi pemerintahan
seperti Badan Meteorologi dan Geofisika
3.1Sejarah
Grid Computing
Ide awal komputasi grid dimulai
dengan adanya distributed computing, yaitu mempelajari penggunaan komputer
terkoordinasi yang secara fisik terpisah atau terdistribusi. Sistem
terdistribusi membutuhkan aplikasi yang berbeda dengan sistem terpusat.
Kemudian berkembang lagi menjadi parallel computing yang merupakan teknik
komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa komputer secara
bersamaan.
3.2
Konsep Dasar Grid Computing
Beberapa konsep dasar dari grid computing :
1. Sumber daya
dikelola dan dikendalikan secara lokal.
2. Sumber daya
berbeda dapat mempunyai kebijakan dan mekanisme berbeda, mencakup Sumber daya
komputasi dikelola oleh sistem batch berbeda, Sistem storage berbeda pada node
berbeda, Kebijakan berbeda dipercayakan kepada user yang sama pada sumber daya
berbeda pada Grid.
3. Sifat alami
dinamis: Sumber daya dan pengguna dapat sering berubah
4. Lingkungan
kolaboratif bagi e-community (komunitas elektronik, di internet)
5. Tiga hal
yang disharing dalam sebuah sistem grid, antara lain : Resource, Network dan
Proses. Kegunaan / layanan dari sistem grid sendiri adalah untuk melakukan high
throughput computing dibidang penelitian, ataupun proses komputasi lain yang
memerlukan banyak resource komputer.
3.3
Cara Kerja
Menurut
tulisan singkat oleh Ian Foster ada check-list yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi bahwa suatu sistem melakukan komputasi grid yaitu :
a. Sistem
tersebut melakukan koordinasi terhadap sumberdaya komputasi yang tidak berada
dibawah suatu kendali terpusat. Seandainya sumber daya yang digunakan berada
dalam satu cakupan domain administratif, maka komputasi tersebut belum dapat
dikatakan komputasi grid.
b. Sistem
tersebut menggunakan standard dan protokol yang bersifat terbuka (tidak terpaut
pada suatu implementasi atau produk tertentu). Komputasi grid disusun dari kesepakatan-kesepakatan
terhadap masalah yang fundamental, dibutuhkan untuk mewujudkan komputasi
bersama dalam skala besar. Kesepakatan dan standar yang dibutuhkan adalah dalam
bidang autentikasi, otorisasi, pencarian sumberdaya, dan akses terhadap sumber
daya.
c.
Sistem tersebut berusaha untuk mencapai kualitas
layanan yang canggih, (non trivial quality of service) yang jauh diatas
kualitas layanan komponen individu dari komputasi grid tersebut.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_awan