Asal Mula Bandung dan Jogjakarta

BANDUNG


Kota Bandung terletak disuatu dataran rendah yang dikelilingi oleh gunung-gunung. Kota itu dilewati oleh Sungai Citaru. Akibat Lava dan Gunung Tangkuban Perahu, sungai itu terbendung dan terbentuklah suatu bendungan , dalm bahasa setempat kata bendung banyak terucap menjadi Bandung.
Selanjutnya tempat itu menjadi telaga yang memerlukan perahu unutk menyebrang, Perahu itu dinamai Perahu Bandung karena memiliki ciri kusus yaitu dua perahu kecil yang diikat menjadi satu agar dapat memuat penumpang lebih banyak.
Tempat itu menjadi semakin ramai karena keindahannya. Bupati Priangan kalah itu Wiranatkusummah II, tertarik dengan tempat tersebut dan ingin menggunakannya sebagai ibukota kabupaten. Ibukota lama yang terletak di Krapyak (kini Dayeuh Kolot) dipandang terlalu keselatan dan sering dilanda banjir. Sejak itu Bandung ditetapkan sebagai Ibukota Priangan. Hari jadinya diperingati setiap tanggal 25 September.


JOGJAKARTA
 


Politik Devide Et Impera Belanda membuat Mataram harus menanda tangani perjanjian Gianti. Isinya, Mataram dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian Barat yang diserahkan kepada Pangeran Ario Mangkubumi dan bagian timur diserahkan Paku Buwono III.
Pangeran Mangkubumi kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I. Oleh para punggawa Istana, ia dipandang sebagai jelmaan Dewa Wisnu dalam sikap Ksatria Sri Rama. Dalam Epos Ramayana, Sri Rama adalah Raja Kerajaan Ayodya. Karena itu pantaslah kalau Kerajaan disebut Ayodya atau Yodya. Harapannya agar kerajaan Yodya aman, tentram, damai. Nama Ayodya ditambah dengan”Karta” yang artinya makmur. Pada nam itu ditambahkan pula kata “Hadiningrat” sehingga dalam pengucapan jawa menjadi Ngayogyakarta Hadiningrat. Selanjutnya nama tersebut menjadi“Yogyakarta”.

0 komentar:

Posting Komentar